Keanekaragaman Hayati
Di Indonesia
Indonesia terletak di daerah tropik sehingga memiliki
keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan daerah subtropik (iklim
sedang) dan kutub (iklim kutub). Tingginya keanekaragaman hayati di Indonesia
ini terlihat dari berbagai macam ekosistem yang ada di Indonesia, seperti:
ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau, ekosistem padang rumput, ekosistem
hutan hujan tropis, ekosistem air tawar, ekosistem air laut, ekosistem savanna,
dan lain-lain. Masing-masing ekosistem ini memiliki keaneragaman hayati
tersendiri.
Tumbuhan (flora) di Indonesia merupakan bagian dari geografi
tumbuhan Indo-Malaya. Flora Indo-Malaya meliputi tumbuhan yang hidup di India,
Vietnam, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Flora yang tumbuh di
Malaysia, Indonesia, dan Filipina sering disebut sebagai kelompok flora
Malesiana.
Hutan di daerah flora Malesiana memiliki kurang lebih 248.000
species tumbuhan tinggi, didominasi oleh pohon dari familia Dipterocarpaceae,
yaitu pohon-pohon yang menghasilkan biji bersayap. Dipterocarpaceae merupakan
tumbuhan tertinggi dan membentuk kanopi hutan. Tumbuhan yang termasuk famili
Dipterocarpaceae misalnya Keruing ( Dipterocarpus sp), Meranti (Shorea sp),
Kayu garu (Gonystylus bancanus), dan Kayu kapur (Drybalanops aromatica).
Hutan di Indonesia merupakan bioma hutan hujan tropis atau hutan
basah, dicirikan dengan kanopi yang rapat dan banyak tumbuhan liana (tumbuhan
yang memanjat), seperti rotan. Tumbuhan khas Indonesia seperti durian (Durio
zibetinus), Mangga (Mangifera indica), dan Sukun (Artocarpus sp) di Indonesia
tersebar di Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi.
Sebagai negara yang memiliki flora Malesiana apakah di Malaysia
dan Filipina juga memiliki jenis tumbuhan seperti yang dimiliki oleh Indonesia?
Ya, di Malaysia dan Filipina juga terdapat tumbuhan durian, mangga, dan sukun.
Di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa terdapat tumbuhan endemik Rafflesia. Tumbuhan
ini tumbuh di akar atau batang tumbuhan pemanjat sejenis anggur liar, yaitu
Tetrastigma.
Bagaimana dengan wilayah Indonesia bagian timur? Apakah jenis
tumbuhannya sama? Indonesia bagian timur, tipe hutannya agak berbeda. Mulai
dari Sulawesi sampai Irian Jaya (Papua) terdapat hutan non–Dipterocarpaceae.
Hutan ini memiliki pohon-pohon sedang, diantaranya beringin (Ficus sp), dan
matoa (Pometia pinnata). Pohon matoa merupakan tumbuhan endemik di Irian.
Selanjutnya, mari kita lihat hewan (fauna) di Indonesia. Hewan-hewan di
Indonesia memiliki tipe Oriental (Kawasan Barat Indonesia) dan Australia
(Kawasan Timur Indonesia) serta peralihan. Hewan-hewan di bagian Barat
Indonesia (Oriental) yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Kalimantan, memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1.
|
Banyak
species mamalia yang berukuran besar, misalnya gajah, banteng, harimau,
badak. Mamalia berkantung jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada.
|
2.
|
Terdapat
berbagai macam kera, misalnya: bekantan, tarsius, orang utan.
|
3.
|
Terdapat
hewan endemik, seperti: badak bercula satu, binturong (Aretictis binturang),
monyet (Presbytis thomari), tarsius (Tarsius bancanur), kukang (Nyeticebus
coucang).
|
4.
|
Burung-burung
memiliki warna bulu yang kurang menarik, tetapi dapat berkicau. Burung-burung
yang endemik, misalnya: jalak bali (Leucopsar nothschili), elang jawa, murai
mengkilat (Myophoneus melurunus), elang putih (Mycrohyerax latifrons).
|
Sekarang mari kita lanjutkan dengan hewan-hewan yang terdapat di
Kawasan Indonesia Timur. Jenis-jenis hewan di Indonesia bagian timur, yaitu
Irian, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, relatif sama dengan Australia.
Ciri-ciri hewannya adalah:
1.
|
Mamalia
berukuran kecil
|
2.
|
Banyak
hewan berkantung
|
3.
|
Tidak
terdapat species kera
|
4.
|
Jenis-jenis
burung memiliki warna yang beragam
|
Irian Jaya (Papua) memiliki hewan mamalia berkantung, misalnya:
kanguru (Dendrolagus ursinus), kuskus (Spiloeus maculatus). Papua juga memiliki
kolek si burung terbanyak, dan yang paling terkenal adalah burung Cenderawasih
(Paradiseae sp). Di Nusa Tenggara, terutama di pulau Komodo, terdapat reptilian
terbesar yaitu komodo (Varanus komodoensis).
Sedangkan daerah peralihan meliputi daerah di sekitar garis
Wallace yang terbentang dari Sulawesi sampai kepulauan Maluku, jenis hewannya
antara lain tarsius (Tarsius bancanus), maleo (Macrocephalon maleo), anoa, dan
babi rusa (Babyrousa babyrussa).
1. Hewan dan Tumbuhan Langka di
Indonesia
Di Indonesia banyak terdapat hewan dan tumbuhan yang telah langka.
Hewan langka misalnya babirusa (Babyrousa babyrussa), harimau Sumatra (Panthera
tigris sumatrae), harimau jawa (Panthera tigris sondaicus), macan kumbang
(Panthera pardus), orangutan (Pongo pygmaeus abelii di Sumatra dan Pongo
pygmaeus-pygmaeus di Kalimantan), badak Sumatra (Decerorhinus sumatrensis),
tapir (Tapirus indicus), gajah asia (Elephas maximus), bekantan (Nasalis
larvatus), komodo (Varanus komodoensis), banteng (Bossondaicus), cendrawasih
(Paradisaea minor), kanguru pohon (Dendrolagus ursinus), maleo (Macrocephalon
maleo), kakatua raja (Probosciger aterrimus), rangkong (Buceros rhinoceros),
kasuari (Casuarius casuarius), buaya muara (Crocodylus porosus), buaya irian
(Crocodylus novaeguinae), penyu tempayan (Caretta caretta), penyu hijau
(Chelonia mydas), ular sanca bodo (Phyton molurus), sanca hijau (Chondrophyton
viridis), bunglon sisir (Gonyochepalus dilophus). Tumbuh-tumbuhan langka
misalnya bedali (Radermachera gigantea), putat (Planchonia valida), kepuh
(Sterula foetida), bungur (Lagerstroemia speciosa), nangka celeng (Artocarpus
heterophyllus), kluwak (Pangium edule), bendo (Artocarpus elasticus), mundu
(Garcinia dulcis), sawo kecik (Manilkara kauki), winong (Tetrameles nudiflora),
bayur (Pterospermum javanicum), gandaria (Bouea macrophylla), matoa (Pometia
pinnata), sukun berbiji (Artocarpus communis).
|
Penyu Hijau |
|
Hariamu Sumatera |
|
Rangkong |
|
Cendrawasih |
|
Maleo |
|
Orang Utan |
|
Kakaktua Raja |
2. Hewan dan Tumbuhan Endemik di
Indonesia
Di Indonesia banyak terdapat hewan dan tumbuhan endemik. Hewan dan
tumbuhan endemik Indonesia artinya hewan dan tumbuhan itu hanya ada di
Indonesia, tidak terdapat di negara lain.
Hewan yang endemik misalnya harimau jawa (Panthera tigris
sondaicus), harimau bali (sudah punah), jalak bali putih (Leucopsar
rothschildi) di Bali, badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) di Ujung Kulon,
binturong (Artictis binturong), monyet (Presbytis thomasi), tarsius (Tarsius
bancanus) di Sulawesi Utara, kukang (Nycticebus coucang), maleo (hanya di Sulawesi),
komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Komodo dan sekitarnya.
Tumbuhan yang endemik terutama dari genus Rafflesia misalnya
Rafflesia arnoldii (endemik di Sumatra Barat, Bengkulu, dan Aceh), R.
borneensis (Kalimantan), R. cilliata (Kalimantan Timur), R. horsfilldii (Jawa),
R.patma (Nusa Kambangan dan Pangandaran), R. rochussenii (Jawa Barat), dan R.
contleyi (Sumatra bagian timur).
|
Badak Bercula Satu - Di Ujung Kulon |
|
Komodo Dragon - Di Pulau Komodo |
Keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh Indonesia sangat
bermanfaat dan mempunyai nilai tertentu. Adapun nilai dan manfaat
keanekaragaman hayati adalah sebagai berikut:
A. Nilai Manfaat Keanekaragaman
Hayati
1.
|
Nilai ekonomi
Keanekaragaman hayati dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan (dapat
mendatangkan devisa untuk industri). Misalnya untuk bahan baku industri,
rempah-rempah, dan perkebunan. Bahan-bahan industri misalnya: kayu gaharu dan
cendana untuk industri kosmetik, kayu jati dan rotan untuk meubel, teh dan
kopi untuk industri minuman, gandum dan kedelai untuk industri makanan, dan
ubi kayu untuk menghasilkan alcohol. Rempah-rempah, misalnya lada, vanili,
cabai, bumbu dapur. Perkebunan misalnya: kelapa sawit dan karet.
|
2.
|
Nilai Biologis
Keanekaragaman hayati memiliki nilai biologis atau penunjang kehidupan bagi
makhluk hidup termasuk manusia. Tumbuhan menghasilkan gas oksigen (O2) pada
proses fotosintesis yang diperlukan oleh makhluk hidup untuk pernafasan,
menghasilkan zat organik misalnya biji, buah, umbi sebagai bahan makanan
makhluk hidup lain. Hewan dapat dijadikan makanan dan sandang oleh manusia.
Jasad renik diperlukan untuk mengubah bahan organik menjadi bahan anorganik,
untuk membuat tempe, oncom, kecap, dan lain-lain. Nilai biologis lain yang
penting adalah hutan sebagai gudang plasma nutfah (plasma benih).
|
3.
|
Nilai Ekologis
Keanekaragaman hayati merupakan komponen ekosistem yang sangat penting,
misalnya hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki nilai ekologis atau
nilai lingkungan yang penting bagi bumi, antara lain: a. Merupakan paru-paru
bumi Kegiatan fotosintesis hutan hujan tropis dapat menurunkan kadar
karbondioksida (CO2) di atmosfer, yang berarti dapat mengurangi pencemaran
udara dan dapat mencegah efek rumah kaca. b. Dapat menjaga kestabilan iklim
global, yaitu mempertahankan suhu dan ke lembaban udara.
|
4.
|
Nilai Sosial
Budaya Keanekaragaman hayati dapat dikembangkan sebagai tempat rekreasi atau
pariwisata, di samping untuk mempertahankan tradisi.
|
B. Manfaat
Keanekaragaman Hayati
1.
|
Sebagai
sumber pangan, perumahan, dan kesehatan
a.
|
Pangan:
|
|
•
•
•
•
•
|
Sumber karbohidrat: padi, jagung, singkong, kentang, dan lain-lain.
Sumber protein: kedelai, kecipir, ikan, daging, dan lain-lain.
Sumber lemak: ikan, daging, telur, kelapa, alpukat, durian, dan lain-lain.
Sumber vitamin: jambu biji, jeruk, apel, tomat, dan lain-lain.
Sumber mineral: sayur-sayuran.
|
|
2.
|
Sebagai
sumber pendapatan/devisa
a. Bahan baku industri kerajinan: kayu, rotan, karet
b. Bahan baku industri kosmetik: cendana, rumput laut
|
3.
|
Sebagai
sumber plasma nutfah, Misalnya hutan Di hutan masih terdapat tumbuhan dan
hewan yang mempunyai sifat unggul, karena itu hutan dikatakan sebagai sumber
plasma nutfah/sumber gen.
|
4.
|
Manfaat
ekologi
Selain berfungsi untuk menunjang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati
memiliki peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem.
|
5.
|
Manfaat
keilmuan
Keanekaragaman hayati merupakan lahan penelitian dan pengembangan ilmu yang
sangat berguna untuk kehidupan manusia.
|
6.
|
Manfaat
keindahan
Bermacam-macam tumbuhan dan hewan dapat memperindah lingkungan.
|
Pemanfaatan keanekaragaman hayati yang begitu banyak dan beragam
tentu saja dapat mengancam kelestariannya.
Coba Anda perhatikan! Berkat kemajuan ilmu dan teknologi, terjadi
peledakan jumlah penduduk. Apa akibatnya? Akibatnya eksploitasi (penggunaan
terhadap keanekaragaman hayati semakin meningkat). Setiap tahun jutaan hektar
hutan menghilang karena berubah fungsi untuk berbagai kegiatan manusia.
Pembabatan dan pembakaran hutan, reklamasi pantai dan rawa, pengembangan
industri yang tidak dilengkapi pengolahan limbah, serta pemakaian bahan kimia
seperti pupuk dan pestisida secara berlebihan, akan menghancurkan
keanekaragaman hayati.
Apabila kegiatan manusia seperti tersebut di atas tidak segera
diakhiri, manusia sendiri yang akan menderita kerugian. Tahukah Anda, bahwa
hutan hujan tropis yang diperkirakan mengandung 50% – 90% keanekaragaman hayati
dunia sebagian besar sudah dibabat. Pembabatan hutan hujan tropis, diperkirakan
menyebabkan hilangnya 15% species di hutan tersebut.
Untuk itu, agar keanekaragaman hayati tidak terancam
kelestariannya, maka kita harus arif (bijaksana) dalam memanfaatkannya, dengan
mempertimbangkan aspek manfaat dan aspek kelestariannya.
Menurut Anda, apakah rusaknya keanekaragaman hayati pada suatu
daerah atau negara hanya menjadi tanggung jawab daerah atau negara tersebut?
Bagus! Tanggung jawab kerusakan keanekaragaman hayati memang merupakan tanggung
jawab kita bersama. Dan perlu pula dikembangkan kesadaran kepada semua
masyarakat semboyan yang menyatakan “Tanpa keanekaragaman hayati, tidak ada
masa depan”.
Adapun usaha-usaha (upaya-upaya) pemerintah Indonesia dalam
pelestarian (konservasi) keanekaragaman hayati antara lain sebagai berikut:
1.
|
Taman
Nasional, merupakan kawasan konservasi alam dengan ciri khas tertentu baik di
darat maupun di perairan. Beberapa taman nasional di Indonesia:
|
|
a.
|
Taman Nasional Gunung Leuser Terletak di Propinsi Sumatera Utara dan
Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Contoh tumbuhan yang dilestarikan: meranti,
keruing, durian hutan, menteng, Rafflesia arnoldi var.atjehensis. Hewan
yang dilestarikan: gajah, beruang Malaya, harimau Sumatra, badak Sumatra,
orangutan Sumatra, kambing sumba, itik liar, tapir.
|
|
|
b.
|
Taman
Nasional Kerinci Seblai Terletak di Propinsi Jambi, Sumatera Barat, Sumatera
Selatan dan Bengkulu. Tumbuhan yang dilestarikan: bunga bangkai
(Amorphophalus titanium), Rafflesia arnoldi, palem, anggrek, kismis. Hewan
yang dilestarikan: tapir, kelinci hutan, landak, berang-berang, badak
Sumatra, harimau Sumatra, siamang, kera ekor panjang.
|
|
c.
|
Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan
Terletak di propinsi Bengkulu sampai Lampung. Tumbuhan yang dilestarikan:
meranti (Shorea sp), keruing (Diptetrocarpus sp), damar (Agathis alba), kemiri
(Aleurites moluccana), mengkudu (Morinda citrifolia), Rafflesia arnoldi.
Hewan yang dilestarikan: gajah, tapir, badak Sumatra, landak, trenggiling,
ular sanca, bangau putih, rangkong, dan lain-lain.
|
|
d.
|
Taman
Nasional Ujung Kulon
Terletak di kawasan ujung barat Pulau Jawa. Taman Nasional ini merupakan
habitat terakhir dari hewan-hewan yang terancam punah, seperti: badak bercula
satu (Rhinoceros sendaicus), banteng (Bos sondaicus), harimau loreng
(Panthera tigris), dan surili (Presbytis aygula).
|
|
e.
|
Taman
Nasional Kepulauan Seribu
Terletak di kepulauan Seribu Propinsi DKI Jakarta. Ekosistem yang dilindungi
adalah ekosistem terumbu karang.
|
|
f.
|
Taman
Nasional Bromo-Tengger-Semeru
Terletak di kawasan Propinsi Jawa Timur di Kabupaten Probolinggo, Malang,
Pasuruan dan Lumajang. Flora yang dilindungi adalah cemara gunung (Cassuarina
junghuniana)
sedangkan fauna yang dilindungi adalah babi hutan, kijang, ayam hutan, rusa,
macan tutul.
|
|
g.
|
Taman
Nasional Meru Betiri
Terletak di Propinsi Jawa Timur di wilayah Jember Selatan. Taman Nasional ini
merupakan habitat terakhir dari harimau loreng jawa (Panthera trigis). Flora
langka yang dilindungi yaitu Rafflesia zollingeri.
|
|
h.
|
Taman
Nasional Baluran
Terletak di Propinsi Jawa Timur. Flora yang dilindungi : dadap biru
(Erythocina endophyla), kosambi, widoro, nimba, kemiri. Sedangkan fauna yang
dilindungi antara lain ular piton, buaya, banteng, rusa, kijang, macan tutul
dan linsang.
|
|
i.
|
Taman
Nasional Komodo Terletak di Pulau Komodo Propinsi NTT. Flora yang dilindungi
adalah Kayu hitam (Diospyros javanica) dan bayur (Pterospermum
diversifolium). Satwa/fauna khas adalah komodo.
|
|
j.
|
Taman
Nasional Tanjung Puting Terletak di Propinsi Kalimantan di Kabupaten
Kotawaringin Barat, Timur dan Kalimantan Tengah. Taman Nasional ini merupakan
pusat rehabilitasi orang utan. Flora yang dilindungi tanaman yang mengandung
getah dan merusak saraf (misalnya: Gluta renghas) dan durian (Durio sp).
Fauna yang dilindungi: orang utan, lutung, kancil, musang.
|
2.
|
Cagar
Alam, kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas tumbuhan, satwa dan
ekosistem, yang perkembangannya diserahkan pada alam.
|
3.
|
Hutan
Wisata, kawasan hutan yang karena keadaan dan sifat wilayahnya perlu dibina
dan dipertahankan sebagai hutan, yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan
pendidikan, konservasi alam, dan rekreasi. Contoh hutan wisata yaitu hutan
wisata Pangandaran.
|
4.
|
Taman
laut, merupakan wilayah lautan yang mempunyai ciri khas berupa ke-indahan
alam yang ditunjuk sebagai kawasan konservasi alam, yang diperuntukkan guna
melindungi plasma nutfah lautan. Contoh: Bunaken di Sulawesi Utara.
|
5.
|
Hutan
lindung, kawasan hutan alam yang biasanya terletak di daerah pe-gunungan yang
dikonservasikan untuk tujuan melindungi lahan agar tidak tererosi dan untuk
mengatur tata air. Contoh: Gunung Gede Pangrango.
|
6.
|
Kebun
Raya, adalah kumpulan tumbuh-tumbuhan di suatu tempat, dan tum-buh-tumbuhan
tersebut berasal dari berbagai daerah yang ditanam untuk tujuan konservasi ex
situ, ilmu pengetahuan, dan rekreasi, contoh: Kebun Raya Bogor, Kebun Raya
Purwodadi.
|